08 April 2015

Guru Materialis?

Sumber Gambar dari Google
Iseng-iseng ngobrol dengan teman guru kemarin siang. Topik yang dibahas tentang tunjangan profesi. Kebetulan, berita pada surat kabar harian lokal yang tergeletak di atas meja menginformasikan jadwal pencairan tunjangan profesi triwulan pertama. Pada paragraf terakhir tertulis dengan jelas bahwa tunjangan profesi diperuntukkan pada kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan profesionalisme guru. Semisal workshop, diklat, dan biaya pendidikan singkat (kursus).

Saya mengatakan, sebaiknya dari pendapatan yang diterima setidaknya bisa disisihkan untuk biaya pembelian buku-buku yang dapat digunakan untuk menunjang tugas guru. Entah bagaimana paradigma berpikirnya, muncul ocehan jika sudah "menyekolahkan SK" sulit untuk menyisihkan uang bagi keperluan lain. Harus tertawa atau miris dengan hal yang satu ini?

Wahai guru, utang itu kan sebenarnya gaji yang telah diambil duluan. Masa harus mengeluh? Kan gajimu sudah diterima bertahun-tahun lebih cepat. Masa bisa mengatur kelas tapi mengatur keuangan dengan baik tak bisa? Masa untuk membeli buku saja merasa berat sedangkan dirimu mampu mengikuti arisan ratusan ribu setiap bulannya?

Saya yakin, masih banyak guru yang pola pikirnya sempit dan sulit untuk maju. Padahal, perkembangan teknologi semakin cepat dan guru dituntut untuk berbenah diri sehingga mampu meningkatkan kemampuan agar tidak ditinggal oleh pesatnya perkembangan zaman. Jika bukan sekarang, kapan lagi wahai guru?

Guru dengan status pns memperoleh gaji yang lumayan, ditambah dengan berbagai tunjangan, sudah bisa dikatakan mapan. Sayangnya, tidak dibarengi dengan keinginan mengupgrade diri. Padahal, di sisi lain, guru honorer dengan keterbatasan pendaparan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan guru pns.

Mestinya, wahai guru, mengerti dengan budaya malu. Malu karena kinerja kurang baik sedangkan pendapatan sudah laik. Malu bertanya nyinyir tentang pencairan tunjangan sedangkan saat sudah cair tidak sepeser pun digunakan untuk pengembangan profesi. Sungguh materialis gaya hidup guru seperti ini. Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Baik atau tidaknya kualitas pendidikan ditentukan oleh guru. Sudah saatnya mengucapkan selamat tinggal pada budaya hedonis dan materialis agar lirik terakhir pada hymne guru pantas disematkan pada dirimu.


Share:

3 komentar :

  1. Wah..topiknya keren nih..dalem bgt.tp mmg sbnrny guru mmg hrs ttp mengembangkan diri bukan jadi tbah malas..top mbak Diana👍👍👏👏

    BalasHapus
  2. Agen Bola Online & Casino Online Terpercaya
    1 USER ID UNTUK SEMUA PERMAINAN !!!
    Casinobet77 Menyediakan Permainan Terbaru & Terbaik
    Livecasino | Bolaonline | Sabungayam | PokerDomino | SpadeGaming | SlotGame | Tangkas | BatuGoncang | Jdb168 SlotGame | NumberGame Lottery
    -----------------------------------------------------------------------
    - Bonus Deposit MEMBER BARU Sportbook 100%
    - Bonus Deposit 30% Khusus Permainan Sportbook
    - Bonus Deposit 10% Setiap Hari Untuk Semua Game
    - Bonus Deposit Setiap hari 5rb - 25rb
    - Bonus Casino Rollingan 0.8% Setiap Hari Senin
    - Bonus Rollingan Poker & domino 0,3%
    - Bonus Cashback Game & Tangkas 5%
    - Bonus Cashback Sportbook 5%
    - Bonus Cashback Sabungayam 5%
    - Bonus Referall 2% Semua Game
    - Bonus Referall 1% dari member Togel
    Contact Us Now :
    Livechat Casinobet77
    whatsapp : +85599495431
    PIN BBM : D6235F1C
    Wechat : casinobet77cs1
    Line : casinobet77
    skype : casinobet77
    Link pendaftaran :lc.chat/now/8523001/

    BalasHapus