Munculnya kegagalan dalam pembelajaran sastra, tidak luput dari tudingan bahwa guru bahasa dan sastra Indonesia tidak berkompeten di bidangnya. Hal ini tidak semestinya salah. Guru bahasa di sekolah juga merangkap sebagai guru sastra. Jika kita ingin mengakui kelemahan dalam pembelajaran sastra yang kita ajarkan, tudingan pertama itu pastilah mengarah pada guru.
Banyak guru bahasa Indonesia yang tidak memiliki apresiasi terhadap sastra itu sendiri. Pemberlakuan KTSP memungkinkan guru untuk menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik lingkungan dan siswanya. Dalam pembelajaran sastra, tentu saja ini mengarah pada sastra setempat. Di Riau, tentu saja sastra melayu Riau.
Banyak guru bahasa Indonesia yang tidak memiliki apresiasi terhadap sastra itu sendiri. Pemberlakuan KTSP memungkinkan guru untuk menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik lingkungan dan siswanya. Dalam pembelajaran sastra, tentu saja ini mengarah pada sastra setempat. Di Riau, tentu saja sastra melayu Riau.
Aneh bin ajaib, banyak siswa yang tidak mengenal sastra Riau. Siswa tidak tahu nazam, tidak tahu seloka, tidak tahu cerita lipur lara,tidak pernah dengar hikayat. Menyedihkan memang. Siswa hanya mengetahui sedikit tentang pantun dan syair. Itu pun hanya ciri-cirinya. Itu baru karya sastra. Jika ditanya tentang pujangga Riau, hampir dipastikan siswa tidak tahu.Persoalan klasik seputar pembelajaran sastra ini adalah guru tidak memiliki bakat, tidak ingin tahu, dan tidak memiliki sensitivitas terhadap karya sastra pujangga Riau.
Dalam pembelajaran sastra, guru hanya mencecoki siswa tentang aspek kognitif sastra, bukan aspek afektif. Padahal, tujuan pembelajaran sastra itu sendiri adalah agar siswa memiliki apresiasi yang tinggi terhadap karya sastra. Dalam hal ini tentulah karya sastra Riau. sesungguhnya, sastra itu bisa membuat manusia menjadi peka terhadap hal-hal yang terjadi di sekitar mereka. Sastra juga dapat memberikan pelajaran hidup berharga bagi manusia. Agar persoalan ini tidak berlarut-larut, sudah semestinya guru sastra introspeksi dan bertaubat. Kembalilah pada pembelajaran sastra yang sesungguhnya.
Bagaimana caranya? Berikut adalah solusi yang ditawarkan oleh Bapak Elmustian Rahman (Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau pada seminar bulan bahasa tahun 2008. Dapatlah kita terapkan pada pembelajaran sastra Riau di kelas nantinya.
Target Terukur:
1. Siswa diminta membaca minimal 5 judul karya sastra Riau
2. Guru mendampingi siswa agar siswa "mengalami sastra Riau"
Metodologi:
a. Pendampingan: penugasan yang dilakukan guru sesuai dengan kerangka acuan yang ditetapkan dan penambahan kreatif oleh siswa.
b. Ouput pendampingan berupa: penugasan pembacaan minimal 10 karya sastra Riau dan tulisan berupa kesan dan kritik siswa terhadap karya sastra Riau yang dibacanya
Selamat mencoba!
Agen Bola Online & Casino Online Terpercaya
BalasHapus1 USER ID UNTUK SEMUA PERMAINAN !!!
Casinobet77 Menyediakan Permainan Terbaru & Terbaik
Livecasino | Bolaonline | Sabungayam | PokerDomino | SpadeGaming | SlotGame | Tangkas | BatuGoncang | Jdb168 SlotGame | NumberGame Lottery
-----------------------------------------------------------------------
- Bonus Deposit MEMBER BARU Sportbook 100%
- Bonus Deposit 30% Khusus Permainan Sportbook
- Bonus Deposit 10% Setiap Hari Untuk Semua Game
- Bonus Deposit Setiap hari 5rb - 25rb
- Bonus Casino Rollingan 0.8% Setiap Hari Senin
- Bonus Rollingan Poker & domino 0,3%
- Bonus Cashback Game & Tangkas 5%
- Bonus Cashback Sportbook 5%
- Bonus Cashback Sabungayam 5%
- Bonus Referall 2% Semua Game
- Bonus Referall 1% dari member Togel
Contact Us Now :
Livechat Casinobet77
whatsapp : +85599495431
PIN BBM : D6235F1C
Wechat : casinobet77cs1
Line : casinobet77
skype : casinobet77
Link pendaftaran :lc.chat/now/8523001/