29 Juni 2017

Ketupat Lebaran Mak Ais

Mak Ais panggilannya. Berusia sekitar enam puluh tahunan. Tinggal sendiri tanpa ada yang tahu kemana anggota keluarganya. Sudah berpuluh tahun ia mendiami gubuk kecil di sekitar perkebunan sawit. Beruntung pemilik kebun berbaik hati telah mengizinkannya membangun gubuk sebagai tempat berteduh. Tangan...
Share:

Hening di Selasar Jembatan

Pada selasar jembatan yang terentang, kau duduk memeluk kesendirian. Ditemani gemericik air dan pucuk dedaunan. Engkau adalah hening paling diam. Yang tertinggal dari jejak senyap semalam. Adakah cemas merenggut hati? Manakala setiap rindu telah kubahasakan. Meski hanya tertuang dalam sajak sepagi...
Share:

Luka dalam Secangkir Kopi

Pernah aku mengira-ngira. Terbuat dari apa biji kopi yang kuseduh saban senja. Apakah asalnya dari bulir air mata? Sebab, tiap kusesap, seolah-olah terbenam dalam luka. Secangkir kopi hitam. Segala getir mengalir di dalamnya. Seperti getasnya angin malam. Begitulah caraku menerjemahkan perasaan...
Share:

Masih Tega Menawar?

Biasanya, seminggu sekali saya ke pasar untuk berbelanja urusan dapur. Apalagi tanggal muda, semangat belanja memuncak. Seakan-akan ingin memborong semua barang. Pagi Ahad, saya bergegas menuju pasar terdekat. Biasanya ditemani oleh suami. Bukan karena manja melainkan karena suami tak mengizinkan...
Share:

28 Juni 2017

17 Juni 2017

Gawai

"Bun, nanti belikan Adzra HP ya!" rengek Si Sulung. "Untuk apa?" tanyaku. "Yang lain udah punya HP. Adzra sendiri yang belum". Si Sulung sudah 12 tahun. Sebentar lagi masuk SMP. Hampir semua teman di kelasnya sudah memiliki smartphone. Kebanyakannya digunakan untuk pergaulan di media sosial....
Share: