Halo anak-anak! Selamat berjumpa kembali.
Anak-anak, apakah kamu menyenangi pelajaran bahasa Indonesia? Tentu saja, bukan? Tahukah kamu anak-anak bahwa salah satu tujuan mempelajari bahasa Indonesia adalah agar kamu memiliki kompetensi berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Nah, kali ini, kita akan belajar tentang pidato. Setelah mengikuti materi ini, diharapkan kamu dapat berpidato dengan metode yang tepat. Sebagai pengantar materi, mari kita simak video berikut ini!
Sumber: https://www.youtube.com
Pidato yang telah kamu simak tadi merupakan pidato Bung Tomo pada tahun 1945. Tema pidato tersebut tentang perjuangan. Untuk lebih jelasnya mari kita pelajari materi berikut.
Pengertian Pidato
Tujuan Berpidato
Secara umum, tujuan berpidato ada tiga, yaitu persuasi, instruksi, dan rekreasi. Persuasi bermaksud untuk mempengaruhi orang lain. Instruksi bermaksud untuk memberi suatu pemahaman atau informasi kepada orang lain. Sementara, rekresi bermaksud untuk menghibur.
Nah, dapatkah kamu mengidentifikasi tujuan pidato Bung Tomo tadi? Benar. Pidato tersebut bertujuan sebagai persuasi.
Nah, dapatkah kamu mengidentifikasi tujuan pidato Bung Tomo tadi? Benar. Pidato tersebut bertujuan sebagai persuasi.
Metode Berpidato
Dalam berpidato, ada berbagai metode yang dapat digunakan. Metode pidato antara lain :
1. Impromptu yaitu suatu metode dalam berpidato secara serta-merta tanpa persiapan terlebih dahulu.
2. Memoriter yaitu metode berpidato dengan menghapalkan naskah teks pidato terlebih dahulu.
3. Naskah yaitu suatu metode dalam berpidato dengan membacakan teks pada saat berpidato.
4. Ekstemporan yaitu metode berpidato dengan menyiapkan secara garis besar konsep pidato yang akan disampaikan pada saat berpidato.
Perhatikan gambar berikut dan coba kamu jelaskan metode pidato yang manakah yang digunakan! Silakan jawab pada kolom komentar di bawah ya, anak-anak!
Sumber gambar: http://ciciraherani.blogspot.co.id/ |
Sumber gambar: http://www.waptrick.my.id/ |
Jika kamu ingin berpidato, kamu harus memperhatikan intonasi, artikulasi, dan volume. Artikulasi merupakan cara melafalkan bunyi bahasa. Intonasi merupakan naik turunnya lagu kalimat, dan volume adalah kuat lemahnya dalam mengucapkan suatu kata-kata atau kalimat.
Sumber gambar; https://www.google.co.id/search?q=gambar+pidato |
Assalamualaikum waarahmatullahi wabarakatuh
Salam sejahtera untuk kita semua
Yang terhormat, Dewan Juri
Yang terhormat, Bapak Ibu Guru
Yang berbahagia, rekan-rekan peserta lomba
Pada kesempatan ini, marilah kita bersama-sama menyanjungkan puja dan puji syukur kita kepada Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita sehingga kita masih diberi kesempatan dan kesehatan untuk berkumpul pada kegiatan hari ini.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Habibana Muhammad Saw., karena beliaulah penyelamat umat, karena beliaulah suri tauladan dalam kehidupan ini. Dan semoga kita menjadi umatnya yang senantiasa setia kepada ajaran dan sunahnya. Amiiin.
Hadirin yang saya hormati,
Perkenalkan, nama saya Raihanil Adzra, berusia 11 tahun, mewakili sekolah tercinta, SDN 004 Bukit Datuk, untuk berpidato pada kesempatan kali ini dengan topik “Menyiapkan Diri Menjadi Pemimpin Masa Depan”.
Rekan-rekan yang berbahagia,
Kita semua adalah tulang punggung bangsa dan potret masa depan Indonesia. Masa depan bangsa ini tergantung pada kita hari ini karena kita adalah adalah calon pemimpin masa depan. Di tangan kitalah, Insya Allah Indonesia akan mengambil gilirannya, bukan hanya dalam menyejahterakan negeri, tetapi juga dalam memimpin dunia.
Dahulu dengan semangat antikolonialisme, Soekarno pernah menggabung seluruh bangsa-bangsa terjajah di dunia dalam sebuah gerakan Internasional, maka sekarang para pemuda Indonesia juga para pemimpin muda Indonesia juga harus mewarisi semangat itu.
Hadiri yang berbahagia,
Sejarah mencatat dengan sangat baik, bagaimana pemuda tangguh bernama Christopher Colombus menembus Samudra Atlantik dan menemukan benua Amerika yang kini bahkan menjadi pemimpin peradaban dunia. Atau bagaimana seorang Aung Sang Suu Kyi, seorang pejuang demokrasi di Myanmar, berjuang dengan penuh kesabaran, tak mengenal kata “menyerah atau berhenti” dalam memperjuangkan hak-hak bagi rakyat Myanmar yang ia cintai.
Nelson Mandela dari Afrika Selatan juga memberikan sebuah catatan sejarah yang sangat mengagumkan, tokoh antiapartheid ini rela meninggalkan kehidupan normalnya dan lebih memilih untuk mewakafkan dirinya untuk bangsanya yang terjajah oleh orang kulit putih. Dan tentunya kita semua sama-sama mengenal Ir.Soekarno, seorang yang lebih memilih berkorban untuk Indonesia, bermimpi akan menjadi Presiden Indonesia, meski saat itu “Republik bernama Indonesia” belumlah lahir.
Apa kesamaan yang mereka miliki? Mereka berpikir besar, berjiwa besar, konsisten dalam perjuangan, serta total memberikan hidup dan mimpinya untuk keadaan negaranya yang lebih baik. Dan mereka juga telah menuai hasil yang jauh di atas mimpinya saat pertama kali menguatkan tekad untuk memberikan perjuangan total bagi negara.
Rekan-rekan yang berbahagia,
Bung Karno pernah berkata: "Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia. Kita adalah pemuda dan pemudi calon arsitek dan pemimpin masa depan Indonesia. Kitalah yang akan mendesain masa depan negeri ini, karena masa depan negeri ini akan diisi oleh pemuda masa kini. Untuk itu, kita harus bisa merencanakan apa yang terbaik untuk negeri di masa mendatang, bukan sekedar pengikut tanpa memiliki pendirian yang kuat dan membuktikan dengan karya untuk negeri.
Hadiri yang saya hormati,
Rasulullah Saw., bersabda” Kullukum Roin Wakullu Mas’ulun, Wakullu Mas’ulun ‘Anroiyyatihi”. Setiap orang akan menjadi pemimpin, dan kepemimpinannya akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat nanti. Karena itulah, agama kita menganjurkan agar kita menjadi seorang pemimpin Islam yang fleksibel bagi masyarakat yang pada akhirnya harus mempersembahkan sumbangan bagi perkembangan masyarakat Islam secara luas.
Jika ada warisan dari Rasulullah Saw, kita juga mendapatkan warisan dari seorang bijak yang lain, Umar Bin Khattab. Beliau pernah mengatakan, “setiap kali saya menghadapi masalah-masalah besar, yang kupanggil adalah anak-anak muda.” Untuk itu, saya ingin mengajak rekan-rekan semua agar menyiapkan diri sehingga kita mampu mengganti generasi tua di masa depan dengan mengembangkan skill dan potensi kita untuk menggapai masa depan yang cerah.
Hadirin yang berbahagia,
Demikianlah pidato saya. Semoga yang saya sampaikan bermanfaat bagi kita semua. Jika tersalah dan terkhilaf dalam perkataan, saya mohon maaf. Saya akhiri dengan “Walahul muwafik, ilaa aqmawith thariiq. Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh.
Jika anak-anak menginginkan pidato di atas dalam bentuk file, silakan klik link unduh naskah pidato di bawah ini ya, anak-anak!
Seperti biasanya, pada akhir materi Ibu akan memberikan kuis secara daring untuk menguji pemahamanmu. Hanya saja, kuis ini hanya seputar teori pidato. Seperti yang kamu ketahui, berpidato merupakan salah satu kompetensi berbahasa, yaitu kompetensi berbicara. Nanti, peragakanlah pidatomu di depan kelas dan mintalah kepada Bapak atau Ibu guru untuk memberikan penilaian terhadap penampilanmu saat berpidato.
Bagaimana anak-anak? Belajar daring mudah dan menyenangkan, bukan? Sampai berjumpa lagi pada materi berikutnya. Selamat belajar dan semoga tetap semangat. Salam.